Kamis, 13 Juni 2019

Resensi novel " 5 cm "



Assalamualaikum semuanya kali ini aku share ke kalian resensi novel yang berjudul " 5cm "

Hasil gambar untuk resensi novel 5 cm

Identitas buku

Judul : 5 cm
Penulis : Dhonny Dhirgantoro
Penerbit : PT. Grasindo
Kota Terbit : Yogyakarta
TahunTerbit : Mei 2005
Tebal Buku : 381 Halaman
ISBN : 979-759-151-4

Sinopsis

Didalam Buku 5cm ini menceritakan tentang persahabatan lima orang anak manusia yang bernama Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta. Dimana mereka memiliki obsesi dan impian masing-masing. Arial adalah sosok yang paling ganteng diantara mereka, berbadan tinggi besar. Arial selalu tampak rapi dan sport. Riani adalah sosok wanita berkacamata, cantik, dan cerdas. Ia mempunyai cita-cita bekerja di salah satu stasiun TV. Zafran seorang picisan yang berbadan kurus, anak band, orang yang apa adanya dan kocak. Ian memiliki postur tubuh yang tidak ideal, penggila bola, dan penggemar Happy Salma. Yang terakhir adalah Genta. Genta selalu dianggap sebagai “the leader” oleh teman-temannya, berbadan agak besar dengan rambut agak lurus berjambul, berkacamata, aktivitas kampus dan teman yang easy going.
Lima sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Suatu ketika mereka jenuh akan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama. Terbesit ide untuk tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Ide tersebut pun disepakati. Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan sebuah perjalanan.
Didalam perjalanan tersebut mereka menemukan arti manusia sesungguhnya.
Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life. Semuanya terkuak dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru. Dan di sanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang dapat berbicara, berjalan, dan punya nama. Mereka pun pada akhirnya dapat menggapai cita-cita yang mereka impikan sejak dulu.
Setengah dari buku 5 cm bercerita tentang keseharian lima sahabat ini, dari sifat-sifat mereka yang berbeda satu dengan yang lain sampai dengan perilaku dan aktifitas mereka yang penuh canda tawa, diselingi cerita tentang permasalahan antar-sahabat. Setengahnya lagi, buku ini menuliskan petualangan kelima sahabat dalam mendaki gunung Semeru.
“…Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kamu. Dan…sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa, percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.”

Unsur Intrinsik Novel

Adapun yang membangun unsur intrinsik didalam novel 5cm yaitu:
a) Tema
Seorang persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan.
b) Penokohan (watak tokoh)
• Tokoh Pertama
Arial:
Di dalam novel, Arial digambarkan sebagai orang yang sporty, selalu tampil rapi dan simpel. Arial adalah sosok yang tenang, pembawaannya selalu senyum, jarang mengejek, asik, cool, dan pembawa suasana ramai karena jika tertawa suaranya paling keras. Kutipan dalam novel “..,pokoknya sporty deh, Arial yang selalu rapi…”
“Arial adalah orang yang simpel-simpel saja, tetapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena hanya dia yang bisa tenang, pembawaanya banyak senyum, dan jarang khilaf.”
“… orang yang biasa saja, tapi asik, jarang nyela, jarang bercanda tapi kalo tertawa paling keras, mangkanya kalau ada dia jadi ramai.”
• Tokoh kedua
Riani:
Di dalam novel ini, Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Pribadi yang memiliki karisma, selalu dominan dimana-mana, cerewet dan tidak mau kalah dengan siapapun juga. Riani seorang aktivis kampus yang gemar membaca dan banyak belajar. Dia juga suka berdebat.
Kutipan dalam novel “ Riani palai kacamata, cantik, cerdas dan seorang NACH Sejati. Dia punya semacam karisma yang bisa bikin orang menengok. Selalu dominan dimana-mana, cerewet dan nggak mau kalah sama siapapun juga. Riani seorang aktivitas kampus. Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia banyak dan banyak belajar.”
• Tokoh ketiga
Zafran:
Didalam novel, tokoh zafran termasuk orang yang pandai membuat puisi, pintar. Zafran punya kelakuan yang berantakan . Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang ingin dia bilang. Tokoh zafran memiliki tubuh yang kurus dan berperan sebagai vokalis band.
Kutipan dalam novel “ Seorang penyair yang selalu bimbang. Kesan kedua buat para cowok pasti punya persepsi ini anak pintar banget. Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya standard seniman. Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang dia mau bilang.
• Tokoh keempat
Ian:
Didalam novel, ian adalah tokoh yang gila bola, ia juga senang tantangan dan suka makan terutama indomie. Selain itu, Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa ( 17 tahun ke atas ).Kutipan dalam nove; “ Apa saja tentang bola dia tahu dan kebanyakan menghabiskan waktunya buat bola. Untuk membeli “ piece of lust ” kalau diterjemahkan ke bahasa ilmiah adalah “ VCD Bokep”. Ian ngefans sama indomie, Manchester United dan Happy Salma.”
• Tokoh kelima
Genta:
Di dalam novel ini, Genta adalah pemimpinnya. Genta begitu menyukai Riani. Genta adalah orang yang peduli terhadap orang lain, ia lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus. Dia sangat dikagumi teman-temannya.
Kutipan dalam novel “ The Leader, enggal ada yang tahu kalau Genta ngefans sama Riani. Genta aktvis kampus.”

Alur

idalam cerita novel 5 cm ini termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel 5 centimeter sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.

Amanat

• Sebaik-baiknya kita harus menanamkan satu keyakinan pada diri kita bahwa tidak ada yang tidak bisa di dunia ini kecuali keyakinan yang menganggap bahwa kita tidak dapat melakukan hal tersebut.
• Sebaik-baik manusia dalam hidupnya adalah apabila ia menjadi manusia yang bisa memberi manfaat bagi orang lain bukan orang yang mementingkan diri sendiri dan terlalu mencintai dirinya sendiri.
• Biarkanlah mimpi kita menggantung, dan mengambang 5 centimeter di depan kening kita, biar dia tidak pernah lepas dari mata kita. Dan kita bawa mimpi dan keyakinan kita itu setiap hari, kita lihat setiap hari, dan percaya bahwa kita bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kita sendiri, kalau kita percaya sama keinginan itu dan kita tidak bisa nyerah. Bahwa kita akan berdiri lagi setiap kita jatuh, bahwa kita akan mengerjarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri. Dan yang kita butuhkan Cuma lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan selalu berdoa.
• Tuhan memberi kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih. Selanjutnya tinggal masalah pilihan. Itulah mengapa Tuhan sayang sama makhluknya. Ia menjaga tingkat ketidakpastiannya, ketidakpastian alam semesta ini dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian, supaya kita terus belajar tentang apa saja hingga akhirnya kita bermuara padanya. Sesungguhnya manusia memang diberi kebebasan memilih. Memilih dipersimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah Big Master Plan yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir.
• Terimalah dengan apadanya kekurangan dan kelebihan yang dimiliki sahabat kita.

Keunggulan dan kelemahan novel 5 cm

• Keunggulan buku ini adalah ceritanya yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan alur cerita yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.
• Kelemahan buku ini bagi saya, akhir cerita di novel ini terlalu naif. Sekelompok sahabat itu masih saja mempunyai “ruh” kaum muda meski sudah memiki keturunan dan hal tersebut terasa juga pada anak-anak yang masih TK tetapi “jiwa”nya berjiwa kaum muda dewasa. Kedua hal tersebut membuat pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak.

Kesimpulan

Dengan banyaknya karya-karya yang bermunculan saat ini menimbulkan berbagai tanggapan dan respon dari penikmatnya, baik itu pembaca maupun penonton. Sebuah karya dikatakan berhasil atau sukses jika karya tersebut mendapat respon atau tanggapan baik positif maupun negatif dari penikmatnya dan mendatangkan manfaat bagi penikmatnya. Salah satu cara untuk mengapresiasikan bentuk respon dari penikmat dapat berupa membuat resensi. Sumber : https://www.tulismenulis.com/resensi-novel-5-cm/

Resensi novel " Hafalan Shalat Delisa "



Assalamualaikum semua aku share nih novel yang menyentuh kalbu semoga bermanfaat
Hasil gambar untuk resensi novel hafalan shalat delisa

1. Identitas Buku
Judul : Hafalan Shalat Delisa
Pengarang : Tere Liye
Tebal Buku : v + 248 halaman
Penerbit : Republika
Cetakan : VI, Januari 2008
2. Keunggulan Buku
a. Buku ini disajikan dengan bahasa yang komunikatif.
b. Dengan jalan ceritanya yang sama dengan peristiwa di kejadian nyata, memungkinkan pembaca untuk berimajinasi lebih jauh tentang cerita dari novel itu sendiri.
c. Ceritanya yang universal sehingga dapat diterima oleh semua kalangan.
d. Banyak terkandung amanat-amanat dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang islami dan penuh kasih sayang.
e. Disertai dengan footnote yang berisi tentang pelajaran yang dapat diambil pembaca dari cerita yang sedang terjadi pada novel tersebut.
3. Kelemahan Buku
a. Masih ada kata-kata yang kurang dapat dimengerti oleh sebagian kalangan, seperti ayat-ayat suci Al-quran, bahasa daerah, dan lain-lain.
4. Ikhtisar
Sebuah novel yang sampai bulan Januari, 2008 sudah memasuki cetakan ke VI ini mengambil setting tempat di salah satu daerah korban bencana tsunami Aceh yaitu Lhok Nga. Mengisahkan tentang seorang gadis berusia 6 tahun yang berusaha menghafal bacaan shalat pada saat sebelum terjadinya tsunami. Banyak kejadian menarik namun penuh makna dan pelajaran hidup yang dapat kita petik dalam setiap cerita dalam novel ini.
5. Sinopsis
Novel ini menceritakan seorang anak perempuan berumur enam tahun yang bernama Delisa. Delisa adalah seorang anak yang lugu, polos, dan suka bertanya. Ia anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarganya, kakak-kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Mereka berdomisili di Aceh, tepatnya di Lhok Nga. Abinya bernama Usman dan uminya bernama Salamah.
Delisa mendapatkan tugas dari Ibu Guru Nur, yakni tugas menghafal bacaan sholat yang akan disetorkan pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004. Motivasi dari Ummi yang berjanji akan memberikan hadiah jika ia berhasil menghafalkan bacaan sholat membuat semangat Delisa untuk menghafal. Ummi telah menyiapkan hadiah kalung emas dua gram berliontin D untuk Delisa, sedangkan Abi akan membelikan sepeda untuk hafalan sholatnya jikalau lulus. Pagi itu hari minggu tanggal 24 Desember 2004, Delisa mempraktikkan hafalan sholatnya di depan kelas. Tiba-tiba Gempa bumi berkekuatan 8,9 SR yang disertai tsunami melanda bumi Aceh. Seketika keadaan berubah. Ketakutan dan kecemasan menerpa setiap jiwa saat itu. Namun, Delisa tetap melanjutkan hafalan sholatnya. Ketika hendak sujud yang pertama, air itu telah menghanyutkan semua yang ada, menghempaskan Delisa. Shalat Delisa belum sempurna. Delisa kehilangan Ummi dan kakak-kakaknya. Enam hari Delisa tergolek antara sadar dan tidak. Ketika tubuhnya ditemukan oleh prajurit Smith yang kemudian menjadi mu’alaf dan berganti nama menjadi prajurit Salam. Bahkan pancaran cahaya Delisa telah mampu memberikan hidayah pada Smith untuk bermu’alaf.
Beberapa waktu lamanya Delisa tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik juga tidak sebaliknya. Sampai ketika seorang ibu yang di rawat sebelahnya melakukan sholat tahajud, pada bacaan sholat dimana hari itu hafalan shalat Delisa terputus, kesadaran dan kesehatan Delisa terbangun. Kaki Delisa harus diamputasi. Delisa menerima tanpa mengeluh. Luka jahitan dan lebam disekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa ke pertemuan dengan Abinya. Pertemuan yang mengharukan. Abi tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya. Menerima takdir yang telah digariskan oleh Allah.
Beberapa bulan setelah kejadian tsunami yang melanda Lhok Nga, Delisa sudah bisa menerima keadaan itu. Ia memulai kembali kehidupan dari awal bersama abinya. Hidup di barak pengungsian yang didirikan sukarelawan lokal maupun asing. Hidup dengan orang-orang yang senasib, mereka korban tsunami yang kehilangan keluarga, sahabat, teman dan orang-orang terdekat. Beberapa bulan kemudian, Delisa mulai masuk sekolah kembali. Sekolah yang dibuka oleh tenaga sukarelawan. Delisa ingin menghafal bacaan sholatnya. Akan tetapi susah, tampak lebih rumit dari sebelumnya. Delisa benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya. Lupa juga akan kalung berliontin D untuk delisa, lupa akan sepeda yang di janjikan abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan sholatnya.
Akhir dari novel ini, Delisa mendapatkan kembali hafalan sholatnya. Sebelumnya malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan sholatnya. Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menghafalnya. Delisa mampu melakukan Sholat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. Hafalan sholat karena Allah, bukan karena sebatang coklat, sebuah kalung, ataupun sepeda. Suatu ketika, Delisa sedang mencuci tangan di tepian sungai, Delisa melihat ada pantulan cahaya matahari sore dari sebuah benda, cahaya itu menarik perhatian Delisa untuk mendekat. Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman tangan manusia yang sudah tinggal tulang. Tangan manusia yang sudah tinggal tulang itu tidak lain adalah milik Ummi Delisa. Delisa sangat terkejut.
6. Unsur-Unsur Intrinsik
A. Tokoh dan Penokohan
1. Delisa : Pemalas, manja, baik, dan suka memberi
“Kak Fatimah ganggu saja… Delisa masih ngantuk!” Delisa bandel menarik bantak. Ditaruh di atas kepala. Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah.
2. Ummi Salammah : Baik, sabar, dan bijaksana
“Tetapi doanya tetap nggak seperti itu kan, Delisa….” Ibu menambahkan. “Kamu kan dikasih tahu artinya oleh Ustadz Rahman… Nah kamu boleh baca seperti artinya itu… Itu lebih pas… Atau kalau Delisa mau lebih afdal lagi, ya pakai bahasa arabnya! Entar bangunnya insyaAllah nggak susah lagi… Ada malaikat yang membangunkan Delisa.
3. Fatimah : Baik dan perhatian
“Delisa bangun, sayang…. Shubuh!” Fatimah, sulung berumur lima belas tahun membelai lembut pipi Delisa. Tersenyum berbisik.
4. Aisyah : Usil, iri hati, dan baik
Delisa menggeliat. Geli. Cut Aisyah nakal menusuk hidungnya dengan bulu ayam penunjuk batas tadarus.
5. Zahra : Pendiam dan baik
6. Abi Usman : Baik dan saba
7. Umam : Jahil, usil, nakal, dan pemurung
8. Tiur : Baik dan pengertian
9. Pak Cik Acan : Baik, suka menolong dan suka memberi
10. Shopie : Baik dan penyayang serta pengertian
11. Smith Adam : Baik,penyayang dan suka menolong
12. Ustadz Rahman : Tawakkal, sabar, pengertian, dan baik hati
B. Latar
1. Latar Tempat : Desa kecil bernama Lhok-Nga pesisir pantai Aceh.
Mereka tinggal di komplek perumahan sederhana. Dekat sekali dengan pantai. Lhok Nga memang tepat di tubir pantai. Pantai yang indah. Rumah mereka paling berjarak empat ratus meter dari pantai. Komplek itu seperti perumahan di seluruh kota Lhok Nga, religius dan bersahabat.
2. Latar Waktu : Pada saat Delisa menjalani test hafalan Sholatnya.
Pagi itu, Sabtu 25 Desember 2003. Sehari sebelum badai tsunami menghancurkan pesisir Lhok Nga. Sebelum alam kejam sekali merenggut semua kebahagiaan Delisa.
3. Latar Suasana : Suasana saat akan terjadi Gempa sangat tragis, seluruh orang pergi berhamburan mencari tempat yang aman.
Gelombang itu menyentuh tembok sekolah. Beberapa detik sebelumnya terdengar suara bergemuruh. Juga teriakan-teriakan ketakutan orang di luar. Delisa tidak melihat betapa menggentarkan sapuan gelombang raksasa itu. Delisa mendengar suara mengerikan itu. Tetapi Delisa sedang khusuk. Delisa ingin menyelesaikan hafalan shalatnya dengan baik. Ya Allah Delisa ingin berpikiran satu. Maka ia tidak bergeming dari berdirinya.
C. Alur
Maju – mundur – maju (campuran)
Alur dari cerita ini yaitu maju, mundur, maju (campuran) karena pada novel ini digambarkan bahwa Delisa mengenang masa-masa saat sebelum keluarganya meninggal karena bencana Tsunami.
“Ummi? Delisa tiba-tiba ingat Ummi. Ya Allah dimana Ummi. Kepala Delisa berputar mencari. Di mana pula Kak Fatimah? Kak Zahra? Kak Aisyah? Di mana mereka? “
Pelan kenangan itu kembali. Lambat Delisa mengingat kejadian enam hari lalu. Delisa sama sekali tidak pernah tahu, hamper seminggu ia sudah terjerambab di atas semak-belukar tersebut. Sekolah! Ia di sekolah pagi hari itu. Ia bukankah sedang menghadap Ibu Guru Nur menghafal bacaan shalat.
D. Tema dan Amanat
1. Teruslah Bersyukur dengan apa yang telah di berikan Oleh Allah SWT.
2. Jangan pernah putus asa dan tetap semangatlah menjalani hidup ini.
3. Sayangilah Keluargamu seperti mereka menyayangimu.
E. Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu . Sumber : https://www.tulismenulis.com/resensi-novel-hafalan-shalat-delisa/

Resensi novel "Refrain"

Assalamualaikum semuanya kali ini aku bakal share lagi kekalian novel legendaris nihh semoga bermanfaat


Judul Buku                  : Refrain
Pengarang                   : Winna Efendi
Penerbit                       : Gagas Media
Kota Terbit                  : Jakarta
Tahun Terbit                : 2009
Tahun Cetak                : 2009
Jumlah Halaman         :318 Halaman

ANALISIS : SINOPSIS

Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.
Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cinta harus ada yang terluka.
Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memilik imeskipun diam-diam saling melukai.
Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.
Refrain bercerita tentang persahabatan Niki dan Nata sedari kecil. Setelah mereka SMU, masuk lagi satu orang dalam lingkaran persahabatan mereka yaitu Annalise. Sosok gadis bule yang ibunya adalah model terkenal yang dikagumi Niki. Setelah itu, muncul lagi seorang cowok, kapten tim basket sekolah lain yang tertarik kepada Niki dan membuat Niki jatuh cinta dengan sikap gentlementnya, Oliver. Tetapi semuanya berubah ketika sesuatu terjadi. Intinya, novel ini menceritakan saat cinta selalu pulang. Cinta selalu pulang kemana seharusnya cinta itu berada.

KELEMAHAN

  • Para kakak kelas dengan kejamnya memaksa seluruh murid tahun pertama untuk memakai seragam smp lama mereka lengkap dengan rangkaian petai di terkalung di leher. (Hal. 25)
  • Ketika dilihatnya gadis itu tertunduk di luar pagar, sendirian dengan bahu mungil yang berguncang oleh tangis, Nata merasa hatinya trenyuh. (Hal. 260)
  • Dia selalu menunggu hingga anggota cheers lain sudah pulang sebelum menyelinap ke dalam ruang ganti untuk membersihkan diri, karena dia merasa tidak nyaman bertukar pakaian di di tengah orang-orang yang tidak bersahabat terhadapnya. (Hal. 278)

KELEBIHAN

  Gaya genre pop  remajanya jelas. Berkutat tentang persahabatan & cinta yang dimana selalu menghadiri kisah remaja pada umunya.
  Banyak kata-kata bagus yang dapat kita ambil dari novel ini.
“Yang gue tau persahabatan itu gak memilih. Persahabatan bukan didasari gender, usia, motif, atau apapun itu. Persahabatan yang tulus gak harus punya alasan.”
“Penolakan berarti pengejaran yang lebih kukuh” (Hal. 98)
“Manusia akan menua, tempat bisa berubah, kita bisa melupakan. Karena itulah kamera digunakan, untuk merekam hal-hal yang tidak dapat diingat manusia dengan sempurna.” (Hal. 121)
“Apa artinya sebuah mimpi? Sesuatu yang diinginkan, sesuatu yang harus di capai, atau hanya satu fragmen harapan? Apakah semua orang punya mimpi? Bagaimana jika tidak memilikinya? (Hal. 215)
  Design cover novelnya bagus. Amplop biru yang menempel di depan menambah nilai plus novel tersebut.

KESIMPULAN

Tidak ada persahabatan sempurna didunia ini yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.
Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa, tentang sahabat sejak kecil yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya disetiap cerita harus ada yang tersakiti
Ini kisah tentang harapan yang hamper hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri Sumber : .https://www.tulismenulis.com/resensi-novel-refrain-winna-efendi/

Resensi novel "Ada Cinta di SMA"



Assalamualaikum semuanya sekarang aku bakal bagiin kekalian resensi novel "Ada Cinta di SMA" semoga bermanfaat

Hasil gambar untuk resensi novel ada cinta di sma

Judul buku   : Ada Cinta Di SMA
Pengarang    : Haqi Achmad
Penerbit        : Gagas Media
                          Jl. Haji Montong No.57
                          Ciganjur - Jagakarsa
                          Jakarta Selatan 12630
Tahun           : 2016
Halaman      : 248 Halaman
Tebal Buku  : 1,6 cm
Edisi              : Pertama (1)

SINOPSIS 
          Novel  ADA CINTA DI SMA  mengisahkan tentang 2 teman yang menjalin ikatan persahabatan di SMA. Mereka berdua adalah Iqbal ( Iqbal Dhiafakhri Ramadhan ) dan Aldi ( Alvaro Maldini ). Dimana masa SMA tentunya dipenuhi dengan berbagai perasaan cinta, solidaritas, rasa ingin diakui dan juga persaingan antar siswa. Hal tersebut tidak dihindari oleh kedua sahabat tersebut. Diawali dengan Iqbal yang seringkali menjadi Biang onar. Hal tersebut dilakukan oleh Iqbal dengan cara mendaftar sebagai calon ketua OSIS di sekolahnya, agar dia buktikan bahwa dia juga bisa menjadi siswa yang dipandang baik dengan guru dan berprestasi.
          Sedangkan Aldi adalah siswa yang sangat suka dengan musik, bahkan jika ingin latihan musik, ia update Instagram terlebih dahulu. Sebagai murid yang berprestasi, Ayla ( Caitlin Halderman ) dan teman nya Tara ( Gege Elisa ) selalu menganggap Iqbal dan Aldi adalah biang onar di sekolah. Ayla dan Iqbal dahulu berteman sejak kecil, lama kelamaan Ayla muak dengan sifatnya Iqbal yang tengil. Masa pemilihan ketua OSIS, Tara akan menjadi Tim sukses nya Ayla, dan Aldi akan emnjadi Tim suksesnya Iqbal pun melakukan hal yang sama dengan cara yang berbeda. Mulai dari akun social media membuat para murid tertarik kepada Iqbal sampai cara yang sangat buruk dan sampai membuat Iqbal marah kepada Aldi , yaitu Aldi memberikan uang kepada murid yang mendukung Iqbal sampai mencuri Program Kerja Ayla dalam pemilihan kandidat OSIS.
          Karena itu membuat Ayla semakin jauh dengan Iqbal. Setelah kejadian itu Aldi sadar bahwa perbuatan itu sangat tidak baik. Tiba saatnya ternyata yang terpilih adalah Ayla Dara Sagita. Iqbal tetap merasa senang dan ayahnya Iqbal sangat bangga kepada putranya karena sudah melakukan yang terbaik. 
          Tidak hanya keluarganya yang sudah tdiak memandang Iqbal sebelah mata, tetapi sahabat, teman bahkan Ayla pun sekarang sudah tidak meremehkannya. Sejak itu pula hubungan Ayla dan Iqbal menjadi baik lagi, bahkan mereka sekarang telah menjalin hubungan yang lebih serius lebih tepatnya "Pacaran" .
             UNSUR INTRINSIK 

1.  Identitas Pengarang 
    
              Haqi Achmad 
     Lahir di Jakarta, 27 Februari 1990. Pada usia 19 tahun, Haqi membuat perjalanannya sebagai penulis dengan membuat skenario film televisi.

2.  Tema

      Tema nya ialah Persahabatan, Pendidikan, Remaja, dan Kekeluargaan.

3.  Amanat 

      Jangan memandang seseorang itu sebelah mata, mungkin memang Iqbal itu tengil. Dan apa yang terjadi dulu itu bisa merubah selama ada niat dan kemauan.

           UNSUR EKSTRINSIK

*           Sosial       : Pergaulan Iqbal dan Aldi biasa dan dianggap remeh dan Badboy olehAyla.

*            Budaya    : Jangan menganggap remeh seseorang atau memandang sebelah mata.

*          Moral     : Meskipun Iqbal adalah anak yang bandel, Iqbal akan buktikan bahwa ia bisa menjadi siswa yang berprestasi.
GAYA BAHASA

1.   Majas - Majas
                          
>        Litotes
    Dengan wajah kesal, Aldi mengeluh "Kalau ruang musiknya jelek, gimana kita bisa bikin   musik".
>        Hiperbola
    "Pacar gue gantengnya overdosis" Grace menimpali.
2.   Kelemahan dan Keuntungan
>        Keuntungan 
       Tema yang dibuat sangat cocok untuk para kalangan remaja, karena sesuai dengan kehidupan sehari-hari. 
>        Kelemahan
       Bahasa yang digunakan terlalu membuat pembaca tidak mengerti apa yang disampaikan di Novel tersebut.
3.   Simpulan/Kesimpulan
  •   Jangan memandang seseorang dengan sebelah mata dan jangan meremehkan seseorang.
  • Tetap teguh pendirian walaupun banyak rintangan yang harus dilalui.
  • Tetap berusaha sebisa mungkin tuk menggapai apa yang kita inginkan.
4.   Sudut Pandang
       * Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
      Tara yang cheerful selalu bisa mengimbangi sahabatnya yang cenderung kaku dan serius. Sumber :  http://alvidika28.blogspot.com/2018/05/resensi-novel-ada-cinta-di-sma.html

Resensi novel " A (Aku,Benci,dan Cinta) "




Assalamualaikum semuanya aku share nih resensi novel A(Aku,Benci,dan Cinta)

Hasil gambar untuk resensi novel aku,benci,dan cinta

1.  Judul : A
2.  Penulis : Wulanfadi / Wulan Fadila Fatia
3.  Penerbit : Best Media
4.  Tahun Terbit : 2015
5.  Tebal Buku : VIII + 446
6.  Harga Buku : Rp.82.000,-
7.  ISBN : 978-602-73303-3-7



           Sinopsis :
"Anggia Serenia Quinindha”, siswi SMA National High yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS dan sekaligus orang yang paling ditakuti di sekolah karena insiden MOS dua tahun silam dan juga Anggia harus menerima kutukan ini yang disebabkan oleh musuh terberatnya sang ketua OSIS SMA National High “Alvaro Radyana” cowok paling populer di sekolahnya dan dicap sebagai playboy. Alavaro sendiri menganggap Anggia sebagai lelucon yang kekanakan. Namun pandangan itu berubah semenjak Alvaro memiliki kesempatan untuk mengenal Anggia lebih jauh, dan perasaan itu tumbuh diantara Alvaro dan Anggia ketika “Alex” teman semasa kecil Alvaro ada dan setelah itu juga “Athala” wanita yang di cintainya semasa kecil telah terbangun dari tempat tidurnya setelah selama bertahun-tahun. Diantara Anggia & Athala.

2.   Unsur Intrinsik
a.   Tema
kisah yang berawal dari sebuah kebencian dan seketika itu semuanya berubah menjadi kisah cinta.
b.   Gaya bahasa (Majas)
1)   Majas Sarkasme
Mika menoyor kepala Juna.”Mati, Bego.” (hal. 327)
2)   Majas Personifikasi
Sudah dua jam penuh setelah mereka tiba di Gili Trawangan.Panaroma alam, kejernihan air di bibir pantai, dan sejuknya udara tidak lantas membuat Alvaro semangat. (hal.326)
c.   Alur
Alur yang digunakan ialah alur maju mundur yang terdapat pada beberapa bagian.
d.   Latar (Tempat,Waktu & Suasana)
Latar tempat :
1)   Ruang Musik
“Lo beli buat gue?” Alvaro dengan cepat menggeleng. Ia melirik Alex dan melempar minuman kaleng rasa apel padanya. “Buat Alexander”.Tangkas, Alex menangkap minuman tersebut. Ia menatap Alvaro. Seribu kata dari tatapannya hanya bisa Alvaro balas dengan mengedik bahu. Ia merangsek masuk ke dalam ruang musik dan meminta gitar akustik di tangan Alex.
2)   Rumah sakit
“Gue ikut bahagia.” “Makasih, Ray.” Sebelum mereka berpisah di persimpangan koridor di mana arah kiri adalah ruangan kerja Rayhan dan arah kanan adalah ruang rawat inap, Rayhan memanggil Alvaro.
3)   Ruang UKS
“Ngapain lo disini ?” Tanya Anggi tidak suka . Valdo bergerak gelisah di tempat tidur UKS di mana Anggi berbaring. Barulah Anggi sadar mereka hanya berdua disini. Membuat Anggi lantas ingin cepat-cepat keluar UKS andai rasa pusingnya tidak mendera.
4)   Rumah Alvaro
“Kita mau ke mana ?” Tanya Anggi seraya mengikuti langkah Alvaro menuju lorong kosong panjang rumahnya.
Latar Waktu :
1)   Sore menjelang malam.
Suhu udara mendingin seiring langit berubah dari jingga menjadi hitam pekat. Alvaro mencoba membuka pintu lagi, namun nihil. Mungkin penjaga sekolah bakal dateng dan bukain pintu, harap Alvaro sambil mencoba menyalakan lampu, meski hasilnya tetep padam.
2)   Malam
“Anggia, Alvaro, sudah waktunya makan malam. Roo, ajak Anggia makan malam bersama kita,” ucapan Tania terdengar horror di telinga Alvaro. Tapi, Anggia malah terlihat senang.
3)   Pagi
Anggi membuka kedua matanya yang berat karena sinar matahari pagi menyinari wajahnya. Ia menguap, berguling ke kiri.

Latar Suasana :
1)   Panik
“Gawat,” kata Alvaro cepat, ia memungut tas Anggi dan benar-benar berlari sambil menyeret perempuan itu.
2)   Marah
“Cerewet!” bentak Alvaro tanpa sadar. Anggi tersentak, baru kali ini Alvaro sekelap ini dalam membentaknya. Bahkan, Anggi yakin ini pertama kalinya. Seolah ada rasa pahit yang menjalar di peredaran darah Anggi saat mendengar bentakan Alvaro.
3)   Sedih
“Seharusnya, gue tau,” Anggi menahan isakannya keluar. Tidak tahu kenapa ia sangat sentimentil dengan nama Athala. “Gue pelampiasan. Lo sama aja kayak Alvaro.”



e.   Tokoh/Penokohan
1)   Anggia cewek perfeksionis, dan cewek paling rajin dari yang paling rajin di SMA National High.
2)   Alvaro si ketua Osis yang paling populer di SMA National High dan dicap sebagai cowok player.
3)   Alex salah satu Anggota dari band The Breathless sekaligus sahabat Alvaro dan Athala semasa kecil.
4)   Tara teman satu-satunya Anggia di sekolah dan sekaligus penggemar Alvaro.
5)   Juna orang paling santai dari yang tersantai di sekolah.
6)   Matt penulis thriller yang bijak.
7)   Mika, berkemampuan indigo yang kocak.
8)   Julian,yang tersakiti, tapi sangat tegar.
9)   Seth yang pintar.

f.     Sudut pandang
Sudut pandang yang di gunakan ialah sudut pandang orang ketiga.
g.   Amanat
Amanat yang terdapat di dalam novel berjudul “A” karya Wulanfadi ini ialah bahwasanya cinta itu bisa berubah seiring berjalannya waktu, dan bisa kita lihat sendiri pada novel ini ketika Alvaro mulai menyukai Anggia dan seketika itu juga perasaannya yang dulu pada Athala berubah kembali layaknya seperti sahabat.
h.   Kelemahan/Kelebihan
Kelebihan :
Kelebihan yang terdapat dari novel “A” ini diantaranya cover novel yang terlihat simple dan juga menarik untuk penikmat pembaca khusus nya para remaja seusianya, dan bahasa yang di gunakan sangatlah mudah dipahami. Selain itu ,dari segi alur cerita maupun konflik dari novel ini sangat lah menarik, sehingga penikmat dari pembaca novel ini akan dibuat penasaran dengan alur cerita yang di mainkan sang penulis. Dan yang terakhir untuk segi kertas, ukuran dan jenis font yang digunakan juga sangat tepat sehingga tidak membuat bosan bagi siapa saja yang membaca novel karya Wulanfadi ini.

Kekurangan :
Adapun kekurangan yang terdapat dari novel ini diantaranya tidak terdapat kata pengantar yang biasanya terdapat pada novel novel lainnya dari penulis, dan ada beberapa kata-kata yang typo atau salah dalam hal penulisannya, hal ini dapat membuat para pembaca menjadi sedikit bingung dan bisa di lihat pada halaman 211.Selain itu banyak dialog dari novel ini yang menggunakan bahasa Inggris tanpa ada terjemahnnya dan ini menjadi hambatan bagi para pembaca yang tidak mengetahui maksud dari dialog dialog tersebut. Dan yang terakhir ada bagian cerita yang tidak di jelaskan atau bisa disebut
menggantung

3.   Unsur Ekstrinsik
a.   Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat dalam novel ini, terlihat antara Alvaro dan kelima sahabatnya yang berbeda karakter juga saling peduli dan mengerti  satu sama lainnya.
b.   Nilai Sosial
Nilai sosial yang di gambarkan dalam novel ini juga terlihat jelas dimana Alvaro sangat peduli kepada Athala atas semua tanggungan biaya Rumah sakitnya. 
Sumber : http://resensinovelakubencidancinta.blogspot.com/2017/08/resensi-novel.html

Resensi novel " BULAN "



Assalamualaikum aku bagi bagi lagi nih resensi salah satu karya sastra dari Tere liye

Hasil gambar untuk resensi novel bulan
1.     Identitas Buku
A.    Judul Buku            : Bulan
B.     Penulis                  : Tere Liye
C.     Jumlah Halaman   : 400 halaman; 20 cm
D.    Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama
E.     Tahun Terbit          : 2015
F.      Cetakan ke             : satu (Maret 2015)
G.    ISBN                      : 978-602-03-1411-2
H.    Harga                     : Rp. 79.000,00.
I.       Jenis Buku             : Novel
2.     Resensi
Bulan adalah buku kedua dari serial novel Bumi. Hampir sama dengan novel Bumi, novel berjudul Bulan ini bercerita mengenai petualangan tiga remaja tanggung bernama Raib, Seli, dan Ali. Bedanya, dalam novel Bulan ini, terdapat tambahan tokoh dalam kisah petualangan mereka. Dia bernama Ily, lulusan akademi Klan Bulan dengan postur tubuh gagah dan sangat disiplin. Ily adalah anak dari Ilo, perancang busana terkenal di Klan Bulan. Keberadaan Ily di tengah-tengah Raib, Seli, dan Ali sebenarnya untuk menggantikan posisi Ilo.
Jika novel Bumi bercerita tentang petualangan Ra, Seli, dan Ali dalam menjelajahi dunia pararel Klan Bulan, maka di novel Bulan ini Tere Liye mengambil setting tempat di Klan Matahari. Entah bagaimana alur cerita yang hendak disampaikan Tere Liye, ia selalu memilih setting tempat cerita yang ia tulis dalam serialnya  ini tidak sesuai dengan judulnya. Meskipun begitu novel-novel dalam serial Bumi ini tetap menarik untuk dibaca.
Tere Liye yang masih mengusung genre fantasi dalam novel Bulan ini, bercerita mengenai kisah petualangan Ra, Seli, Ali, dan Ily dalam menjelajahi Klan Matahari untuk menemukan bunga Matahari yang kali pertama mekar di seluruh pelosok Klan Matahari.
Awalnya, kedatangan mereka ke Klan Matahari hanya untuk mencari sekutu dalam menjaga perdamaian antar klan serta menjaga kembalinya Si Tanpa Mahkota dari Penjara Bayangan di Bawah Bayangan. Namun, kedatangan mereka ke Klan Matahari justru dimanfaatkan oleh Fala-tara-tana IV, Ketua Konsil Klan Matahari untuk mengikuti kompetisi mencari bunga matahari yang kali pertama mekar untuk menambah kekuatan sang ketua. Akhirnya Raib, Seli, Ali, dan Ily pun mengikuti kompetisi tersebut.
Banyak hal yang membuat petualangan mereka lebih menarik. Tantangan demi tantangan mereka lewati dengan penuh percaya diri. Tak lupa, Tere Liye menyisipkan nilai-nilai kehidupan dalam setiap tantangan yang mereka lewati.

Novel Tere Liye memang selalu mengesankan meski tidak sedikit yang menyayangkan keputusan Tere Liye untuk menulis novel bergenre fantasi. Novel-novel Tere Liye selalu memiliki ide cerita yang luar biasa. Simple tapi menarik. Dalam novel Bulan yang bercerita mengenai petualangan mencari bunga matahari dikemas degan sangat apik oleh Tere Liye sehingga membuat kesan tersendiri bagi pembaca setianya. Yang lebih menarik adalah setting waktu dan tempat. Benar-benar terbayang meski hanya membaca ceritanya. Bagaimana Raib, Seli, Ali, dan Ily melawan gorila, menghindari burung pemakan daging, lolos dari air bah, melewati lorong tikus, dan berbagai petualangan lainnya. Sungguh menarik. Buku ini sangat cocok untuk dibaca semua kalangan, terutama para remaja yang gemar berpetualang
Sumber : .http://katainayatul.blogspot.com/2017/12/resensi-novel-bulan-karya-tere-liye.html

Resensi novel "Matt & Mou"



Assalamualaikum yeyyy kali ini aku bagi resensi dari Matt & Mou semoga bermanfaat

Hasil gambar untuk resensi novel matt and mou

Identitas novel :
1.     Judul                           : Matt & Mou
2.     Pengarang               : Wulan Fadila Fatia
3.     Penerbit                   : GagasMedia
4.     Tahun terbit           : 2016
5.     Editor                        : Rayina dan eNHa
6.     No. ISBN                   : 978-979-780-872-3
7.     Jumlah halaman   : iv + 344 hlm
8.     Ukuran buku          : 14 x 20 cm
9.     Kota terbit              : Jakarta
                         
                Novel ini ditulis oleh Wulan Fadila Fatia, satu dari sekian banyak penulis yang karya-karyanya cukup saya gemari. Wulan Fadi adalah perempuan kelahiran tahun 1999 dan memang gemar menulis sejak dahulu. Sebelum karya-karyanya diterbitkan, Ia menyalurkan hobi menulisnya melalui aplikasi Wattpad (aplikasi untuk menulis dan mempublikasikan tulisan kita) dengan account @wulanfadi. Wulan Fadi telah menghasilkan banyak karya, baik yang sudah diterbikan maupun yang tidak, antara lain : With Julian, Story of Seth, A (Aku, Benci, dan Cinta), I Wuf You, dan masih banyak lagi. Genre yang dipilih pun umumnya sejenis, yaitu erat dengan persahabatan dan kisah kasih anak remaja, tak terkecuali novel Matt & Mou ini sendiri, yang telah dibaca lebih dari 3 juta kali melalui aplikasi Wattpad.
            Cover novel ini memperlihatkan gambar dua buah marshmallow yang menurut saya kurang sesuai dengan tema dan cerita dari novel ini. Cover Matt &  Mou di aplikasi Wattpad menurut saya lebih berkaitan dengan isi cerita, dimana memang ada satu kafe yang sering menjadi tempat favorit sang tokoh utama. Tetapi, dari segi warna, cover novel ini cukup menarik perhatian karena warnanya yang cerah dan terkesan manis.
            Setelah membaca novel ini, saya menyadari bahwa ada kemiripan cerita antara novel Matt & Mou dengan novel Refrain karya Winna Efendi. Gambaran karakter tokoh Nata dan Niki di novel Refrain serupa dengan tokoh Matt dan Mou di novel Matt & Mou. Kedua novel tersebut juga sama-sama mengisahkan bahwa kedua tokoh utama adalah sahabat sejak kecil, yang baru menyadari perasaan mereka masing-masing ketika mereka beranjak dewasa. Akhir cerita dari kedua novel ini juga mirip, dimana sang tokoh pria harus pergi ke luar negeri untuk studi, lalu kembali ke tanah air dan menemui sang tokoh utama wanita. Bedanya, Matt & Mou dituntaskan hingga mereka menikah, sedangkan Refrain hanya sampai ketika mereka bertemu lagi. Matt & Mou diisi dengan berbagai permasalahan yang cukup rumit dan berbelit, sedangkan permasalahan pada Refrain cenderung lebih simpel.
            Ketika saya membaca cerita Matt & Mou melalui aplikasi Wattpad, jujur, saya merasa agak kecewa dengan akhirannya yang terasa konyol dan tidak masuk akal. Sebab, diceritakan bahwa Matt berpura-pura meninggal dan kemudian secara tiba-tiba muncul kembali dihadapan Mou. Itulah mengapa, ketika cerita ini dicetak, saya agak kurang tertarik untuk membaca versi novelnya. Tetapi teman-teman saya meyakinkan saya bahwa novel ini bagus, dan akhirannya pun tidak seperti yang saya baca di Wattpad. Oleh karena itu, saya mencoba membacanya, dan ternyata, perkataan mereka tidak salah.
            Novel ini diawali dengan prolog yang berhasil membuat saya penasaran untuk terus membaca kelanjutannya. Latar dan deskripsi tentang tokohpun digambarkan oleh penulis dengan jelas, dan saya suka bagaimana Wulan Fadila menyatukan karakter Matthew yang dingin, kaku, dan pendiam dengan karakter Mou yang hangat, ceria, dan ramah ke semua orang. Cerita di novel ini diceritakan dengan alur maju, dengan sedikit flashback pada beberapa bagian. Kita, para pembaca, diajak untuk menelusuri kehidupan para tokoh melalui sudut pandang orang ketiga serba tahu, dengan bukti kutipan : “Matt dan Mou. Sepasang sahabat yang selalu bersama sejak kelas 5 sekolah dasar. Sebenarnya, sejak kecil mereka selalu bersama, karena Matt dan Mou lahir di rumah sakit yang sama,”.
            Ada banyak tokoh pada novel ini, dan masing-masing tokoh memiliki masalah yang ternyata saling berkaitan satu sama lain. Permasalahan yang melibatkan banyak tokoh inilah yang membuat novel ini terasa agak berbelit-belit, tapi tetap bisa dipahami oleh para pembaca. Tema yang diangkat mungkin sudah biasa, yaitu tentang persahabatan yang tumbuh menjadi cinta. Namun, entah mengapa, Wulan Fadila dapat dengan apik membungkusnya menjadi sebuah karya yang tidak membosankan dengan bahasa sehari-hari yang ringan, tidak baku, namun tetap sopan. Seperti yang saya katakan sebelumnya, akhiran dari novel ini memang berbeda dengan versi Wattpad nya, namun tetap saja, terasa agak aneh dan dipaksakan, meski tetap berhasil membuat saya senyum-senyum sendiri membacanya.
            Dari novel ini, kita bisa belajar bagaimana mempertahankan persahabatan terlepas dari segala masalah yang mengancam. Kita juga bisa belajar untuk tidak membenci seseorang hanya berdasarkan satu alasan yang belum pasti kebenarannya. Selain itu, novel ini juga mengajarkan kita arti dari ketulusan, saling percaya, jujur terhadap diri sendiri, juga untuk selalu menghargai apapun yang ada di hidup ini, bahkan kenangan sekecil apapun.

            Novel Matt & Mou sangat cocok dibaca oleh para remaja, yang pasti dapat lebih menghayati alur dari cerita ini, karena tema yang diangkat merupakan hal yang erat kaitannya dengan kehidupan anak-anak remaja. Bahasanya sendiripun simpel, tidak berat, dan bahkan menggunakan beberapa kata yang biasa digunakan kaum muda seperti “Lo”, “Gue,” dan lain sebagainya. Ceritanya pun santai dan ringan, cocok dibaca untuk mengisi waktu-waktu senggang.

sumber ; http://leli86.blogspot.com/2019/01/resensi-novel-matt-mou.html